Tiga kali Mama berusaha menjodoh-jodohkanku dengan lelaki yang … duh, istilah yang tepat apa ya … ajaib pokoknya! Tiga kali pula aku menolak dengan cara halus, sampai konfrontasi dengan Mama.
Aku sampai tidak peduli ketika Mama masih bersikeras menjodohkanku dengan anak dari sahabat SMA Mama yang tinggal di Bandung. Gila aja, si Abay-Abay ini, yang umurnya empat tahun di bawahku, terakhir bertemu denganku ya waktu dia dikhitan dulu! Ya ampun, dia masih imut-imut, gendut, dan menggemaskan.
Eh, eh, tapi … waktu janjian sama Abay versi dewasa di sebuah kafe, kok dia beda? Kok … dia betulan jadi laki-laki dewasa yang berkarisma dan penuh pesona? Tunggu! Apa tadi kamu bilang, Fika?
Uh-oh, jangan sampai aku kembali menjatuhkan hati untuk sesuatu yang enggak pasti!